Review: Toukiden The Age of Demons
Sebagai system seller untuk PSP, tentunya Sony merasa kehilangan dengan perpindahan platform Monster Hunter
ke 3DS. Atas alasan itu, tak mengherankan apabila Sony dan beberapa
pengembang mencoba untuk mencari penggantinya dengan menciptakan game multiplayer hunting seperti Ragnarok Odyssey, Soul Sacrifice, Gundam Breaker, dan God Eater 2.
Bergaya setelah ganti armor
Dari sejumlah line-up yang sudah dikeluarkan, rasa-rasanya belum ada yang bisa mengulang kesuksesan sebesar Monster Hunter di PSP dulu. Sekarang giliran Tecmo Koei dan Omega Force untuk mencoba tantangan ini dengan Toukiden: The Age of Demons.
Dalam Toukiden,
gamers adalah seorang Slayer baru yang ditugaskan untuk melindungi desa
Utakata dari serangan Oni yang dapat mengantarkan masa depan kelam.
Seiring pembasmian Oni dengan Slayer-Slayer yang lainnya, gamers akan
mempelajari bahwa ternyata ada sesuatu yang berbeda dengan para Oni yang
mereka hadapi. Dibandingkan dengan game-game multiplayer hunting di PS Vita sebelumnya, dan juga termasuk Monster Hunter, cerita dalam Toukiden (mode single player)
bisa dibilang lebih berisi dan jauh lebih menarik untuk diikuti. Tidak
hanya plot cerita yang penuh misteri, tetapi gamers juga bisa
memperdalam hubungan dengan Slayer (NPC) lainnya. Tampilan cutscene pun membuat ceritanya lebih menarik untuk disimak.
Pilihan mode bermain
Gameplay dalam Toukiden masih serupa dengan game multiplayer hunting
lainnya. Pada bagian awal permainan gamers akan diminta untuk membasmi
Oni-Oni berukuran kecil. Tidak lama kemudian, gamers akan diminta untuk
membasmi Oni berukuran besar.
Lawan Oni raksasa
Serangan dalam Toukiden dibagi menjadi tiga macam, yaitu dua macam serangan basic dan satu macam serangan khusus senjata. Serangan untuk masing-masing senjata sangat berbeda, contohnya seperti knives yang dapat digunakan untuk menyerang sambil berlari. Secara keseluruhan Toukiden menawarkan enam macam senjata, yaitu sword, knives, spear, gauntlets, chain & sickle, dan bow.
Gotta catch 'em all!
Ketika
melawan Oni raksasa, gamers bisa menyerang kelemahan yang terdapat di
berbagai bagian tubuhnya. Untuk mencari kelemahannya, gamers harus
menggunakan Eye of the Truth. Fitur tersebut juga bisa digunakan untuk
mencari item-item yang tersembunyi atau memeriksa HP musuh.
Anggota
tubuhnya akan terpotong ketika gamers berhasil menghancurkan
kelemahannya. Setelah anggota tubuhnya terpotong, gamers harus melakukan
purification yang berfungsi untuk menghilangkan mayat Oni atau anggota tubuh Oni raksasa. Apabila gamers tidak melakukan purification terhadap anggota tubuh, nantinya sang Oni raksasa bisa memproduksi kembali anggota tubuhnya.
Periksa papan pengumuman biar tidak salah masuk
Dalam Toukiden tidak ada item yang dapat digunakan untuk penyembuhan, hanya item untuk memperkuat equipment atau untuk quest saja.
Sebagai gantinya, gamers akan memiliki Mitama, roh tokoh bersejarah
Jepang. Ketika Mitama dipasang pada senjata, gamers akan mendapatkan
empat macam skill yang jumlah pemakaiannya terbatas. Jumlah Mitama yang ditawarkan sangat banyak, tetapi dibagi menjadi delapan tipe. Skill yang bisa digunakan untuk satu tipe Mitama itupun sama semuanya. Perbedaan dari masing-masing Mitama adalah skill pasif yang diberikan.
Nama trophy pun ikut gaul
Toukiden menghadirkan suasana yang sangat Jepang, mulai dari karakternya, desain equipment dan monster, tempat, hingga musiknya. Karena itu, Tecmo Koei tetap menggunakan voice acting dalam bahasa Jepang agar tidak membuat janggal. Tetapi lucunya, semua nama monsternya dilokalisasi ke bahasa Inggris.
Tenko yang membantu mengumpulkan item
Yang cukup disayangkan adalah jumlah Oni raksasa yang kita akan hadapi. Toukiden ini hanya menawarkan 12 macam Oni raksasa yang bisa dilawan. Meski menghadirkan sistem subspecies, variasi yang ditawarkan tidak begitu terasa. Sistem subspecies ini hanya merubah warna Oni (yang tidak begitu terlihat perbedaannya), memberikan elemental damage, beberapa serangan baru, serta gerakan yang lebih cepat.
Berkumpul sebelum bermain multiplayer
Sebagai game multiplayer hunting, tentunya gamers bisa bermain Toukiden bersama pemain lain hingga empat orang. Bermain multiplayer bisa dilakukan secara ad-hoc atau online.
Bermain online memang terasa lebih menyenangkan karena gamers harus
mengatur strategi bersama pemain lain. Sayangnya, sepertinya net code untuk Toukiden masih cukup bermasalah. Kadang-kadang cukup terasa sulit untuk masuk ke room, dan juga masalah-masalah lainnya.
Tingkatkan senjata
Keunikan mode multiplayer dalam Toukiden adalah gamers bisa mengatur ingin bermain Toukiden
bersama orang-orang yang memiliki versi bahasa Inggris, atau bermain
dengan semua versi. Akan tetapi, patut disayangkan karena fitur ini
memiliki masalah dimana apabila di-set ke semua versi, maka ada kemungkinan save data milik gamers bisa rusak.
Jika dibandingkan dengan Monster Hunter, Toukiden bisa dibilang hampir serupa. Tidak ada sistem level dan status karakter yang dipengaruhi oleh equipment, serta area di map yang dikelompokkan dengan nomor. Mungkin Toukiden lebih bersahabat terhadap pemainnya karena gameplay yang terasa lebih cepat dan learning curve-nya tidak sesulit Monster Hunter.
Mandi untuk buff status
Akhir kata, sebagai kandidat pengganti Monster Hunter di PS Vita, Toukiden adalah pilihan yang bagus. Selain game-nya lebih user-friendly, konsekuensi dalam Toukiden tidaklah seberat dalam Monster Hunter. (DPP)
0 comments:
Post a Comment